RESUME
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
BAB 4
SYSTEM DEVELOPMENT
Disusun oleh :
Bella Aghista Anggraini (1410209418)
Rochmana Malika Ismaya (1410209086)
Karizha Anindita (1410209307)
Selvi Andriani (1310208222)
Dimas Kus Prasetyo (1310208129)
SM-7
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA
(STIESIA SURABAYA)
2016
4.1.
The
Traditional System Development Life Cycle(SDLC)
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang
pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan
pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika
suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan
b.
Analisis
c.
Desain
d.
Implementasi
e.
Penggunaan
Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada
juga dianalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional
dari sistem yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan
diimplementasikan. Setelah implementasi, sistem kemudian digunakan idealnya
untuk jangka waktu yang lama.
Karena pekerjaan-pekerjaan di atas
mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke
bawah, SDLC tradisional sering kali disebut sebagai pendekatan air terjun
(waterfall approach). Aktivitas ini memiliki aliran satu arah menuju ke
penyelesaian proyek.
Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana
SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem.
Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisis.
Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain.
Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikan dan digunakan. Selama tahap
penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu
memecahkan masalah yang telah ditentukan.
4.2.
PROTOTYPING
Dalam penerapannya pada pengembangan
sistem, prototipe adalah satu versi dari sistem potensial yang memberikan ide
bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam
bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
A. Daya
Tarik Prototyping
Pengguna
maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan di bawah ini:
1.
Membaiknya
komunikasi antara pengembang dan pengguna.
2.
Pengguna
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
3.
Implementasi
menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang diharapkannya.
B. Potensi
Kesulitan dari Prototyping
Prototyping
memiliki beberapa kesulitan, kesulitannya adalah sebagai berikut:
1.
Antarmuka
komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
2.
Terburu-buru
dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam
definisi masalah, evaluasi alternative, dan dokumentasi. jalan pintas ini akan
menciptakan usaha-usaha yang “cepat dan kotor”.
Baik pengguna maupun pengembang hendaknya
mewaspadai potensi kesulitan-kesulitan di atas ketika mereka memilih untuk
melaksanakan pendekatan prototyping.
4.3.
Rapid
Application Development
Rapid application development adalah
satu metodologi yang memiliki tujuan yang sama dengan prototyping, yaitu
memberikan respon yang cepat atas kebutuhan pengguna, namun dengan lingkup yang
lebih luas.Unsur-Unsur Penting RAD terdiri dari empat unsur penting, yaitu
sebagai berikut:
1.
Manajemen
Khususnya
manajemen puncak hendaknya menjadi penguji coba yang suka melakukan hal-hal
dengan cara baru atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana
cara menggunakan metodologi.
2.
Orang
Anggota dari tim adalah para ahli
dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus
mereka masing-masing.
3.
Metodologi
Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4.
Alat-alat
Alat-alat RAD terdiri dari bahasa
dan alat-alat rekayasa piranti lunak dengan bantuan computer yang memfalitasi
phototyping dan penciptaan kode.
4.4.
Place
The Traditional SDLC, Prototyping and RAD into Perspective
SDLC
tradisional, prototyping, RAD, dan BPR adalah cara-cara yang direkomendasikan
dalam mengembangkan sistem informasi. SDLC tradisional adalah suatu penerapan
pendekatan sistem terhadap masalah pengembangan sistem dan memiliki seluruh
unsur-unsur pendekatan sistem dasar, yang diawali dari identifikasi masalah dan
diakhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping
adalah singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan
pemenuhan kebutuhan pengguna.
RAD
adalah pendekatan alternatif terhadap fase desain dan implementasi SDLC.
4.5.
DECISION MAKING
Pembuatan keputusan (decision making) merupakan tindakan
memilih di antara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Keputusan
(decision) didefinisikan sebagai tindakan pilihan dan sering kali perlu untuk
mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan
organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak
kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut.
Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditunjukkan kepada
pemilihan alternatif profram dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan
tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan
pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul. Begitu juga dalam implementasi atau operasional dalam suatu
organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan
dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian
terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan dari
pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
4.6.
DECISION SUPPORT SYSTEM MODEL
Decision
Support Systems (DSS) atau system pendukung keputusan adalah serangkaian kelas
tertentu dari system informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan
pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan
benar adalah suatu system berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan
untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna
dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan atau model bisnis untuk
mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.
System
pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan
membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau
membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data
atau manusia penggunanya.
Informasi
yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung keputusan akan
melakukan:
a.
Mengakses
semua asset informasi terkini, termasuk data legasi dan relasional, kompulan
data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar data.
b.
Angka-angka
penjualan antara satu periode dengan periode lainnya.
c.
Angka-angka
pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada asumsi penjualan produk baru.
d.
Konsekuensi
pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang berbeda, dengan pengalaman dalam
suatu konteks yang dirinci ulang.
Sudah
begitu banyak perusahaan di berbagai industri yang bergantung pada perangkat,
teknik dan pemodelan pendukung keputusan, untuk membantu mereka menganalisa dan
memecahkan beragam pertanyaan bisnis sehari-hari. System pendukung keputusan
bersifat tergantung oleh data, sebagaimana keseluruhan proses mengambil seluruh
kumpulan data yang tersedia, untuk dianalisa.Persyaratan yang biasa dimiliki
dalam penerapan Sistem Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
a. Pengumpulan
data dari beragam sumber (data penjualan, data inventori, data supplier, data
riset pasar, dsb).
b. Penformatan
dan penggunaan data.
c. Lokasi
database yang sesuai serta pembangunan format untuk pembuatan laporan dan
analisa berbasis pengambilan keputusan.
d. Perangkat
dan aplikasi yang serba bisa dan mampu memberikan pelaporan, monitoring dan
analisa terhadap data.
Berbagai Tipe Sistem Pendukung
Keputusan (DSS):
1.
DSS model
pasif adalah model DSS yang hanya mengumpulkan data dan mengorganisirnya dengan
efektif, biasanya tidak memberikan suatu keputusan yang khusus, dan hanya
menampilkan datanya. Suatu DSS aktif pada kenyataannya benar-benar memproses
data dan secara eksplisit menunjukkan beragam solusi berdasarkan pada data
tersebut.
2.
DSS model
aktif sebaliknya memproses data dan secara eksplisit menunjukkan solusi
berdasarkan pada data yang diperoleh, walau harus diingat bahwa intervensi
manusia terhadap data tidak dapat dipungkiri lagi. Misalnya, data yang kotor
atau data sampah, pasti akan menghasilkan keluaran yang kotor juga (garbage
in garbage out).
3.
Suatu DSS
bersifat kooperatif jika data dikumpulkan, dianalisa dan lalu diberikan kepada
manusia yang menolong system untuk merevisi atau memperbaikinya.
4.
Model Driven
DSS adalah tipe DSS dimana para pengambil keputusan menggunakan simulasi
statistik atau model-model keuangan untuk menghasilkan suatu solusi atau
strategi tanpa harus intensif mengumpulkan data.
5.
Communication
Driven DSS adalah suatu tipe DSS yang banyak digabungkan dengan metode atua
aplikasi lain, untuk menghasilkan serangkaian keputusan, solusi atau strategi.
6.
Data Driven
DSS menekankan pada pengumpulan data yang kemudian dimanipulasi agar sesuai
dengan kebutuhan pengambil keputusan, dapat berupa data internal atau eksternal
dan memiliki beragam format. Sangat penting bahwa data dikumpulkan serta
digolongkan secara sekuensial, contohnya data penjualan harian, anggaran
operasional dari satu periode ke periode lainnya, inventori pada tahun
sebelumnya, dsb.
7.
Document
Driven DSS menggunakan beragam dokumen dalam bermacam bentuk seperti dokumen
teks, excel, dan rekaman basis data, untuk menghasilkan keputusan serta
strategi dari manipulasi data.
8.
Knowledge
Driven DSS adalah tipe DSS yang menggunakan aturan-aturan tertentu yang
disimpan dalam komputer, yang digunakan manusia untuk menentukan apakah
keputusan harus diambil. Misalnya, batasan berhenti pada perdagangan bursa
adalah suatu model knowledge driven DSS.
Manfaat Penggunaan Aplikasi Terapan DSS/Decision Support System
1.
Mempermudah
dilakukannya analisa terhadap data master dan juga data transaksi perusahaan
untuk kemudian menghasilkan berbagai laporan yang akan mendukung proses
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan.
2.
Memberikan
tampilan yang lebih enak dilihat dan lebih professional yang disesuaikan dengan
kultur serta bidang bisnis perusahaan yang menggunakan aplikasi ini.
3.
Memberikan
informasi terkini terhadap pergerakan angka-angka dalam perusahaan, atau bahkan
bersifat real-time. Contohnya dalam hal ini; adalah pergerakan angka penjualan
tiket pesawat setiap harinya, atau pergerakan angka kedatangan dan
keberangkatan pesawat dari seluruh bandara di Indonesia (hasil kegiatan
operasional perusahaan).
Contoh :
4.7.
EXPERT SYSTEM
A.
Definisi Expert System
Sistem
Pakar (Expert System) merupakan suatu sistem yang menggunakan pengetahuan
manusia dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya dikerjakan oleh
seorang pakar, misalnya : Dokter, Lawyer, Analist Keuangan, Tax Advisor. Sistem
pakar dapat mendorong perhatian besar diantara ahli komputer dan spesialist
informasi untuk mengembangkan sistem membantu manajer dan non manajer
memecahkan masalah. Sistem Pakar terdiri dari 4 bagian yaitu:
1.
User
Interface
2.
Knowledge
Base
3.
Inference
Engine
4.
Development
Engine
B. Jenis-Jenis
Expert System
a.
Interpretasi
: Menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data sensor.
b.
Prediksi
: Memperkirakan akibat yang mungkin dari situasi yang diberikan.
c.
Diagnosis
: Menyimpulkan kesalahan sistem berdasarkan gejala.
d.
Design
: Menyusun objek-objek berdasarkan kendala.
e.
Planning
: Merencanakan tindakan.
f.
Monitoring
: Membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan.
g.
Debugging
: Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
h.
Reparasi
: Melaksanakan rencana perbaikan.
i.
Instruction
: Diagnosis, debugging dan reparasi kelakuan pelajar.
j.
Control
: Diagnosis, debugging dan reparasi kelakuan sistem.
C. Model Sistem Pakar
Ada 4 model system pakar yaitu:
1.
User Interface
a.
Memungkinkan manajer untuk memasukan instruksi dan informasi ke dalam
system pakar dan menerima informasi dari system pakar.
b.
Input system pakar, contoh : graphical user interface (Windows).
c.
Output system pakar , ada 2 jenis penjelasan yaitu penjelasan atas
pertanyaan dan penjelasan atas penyelesaian masalah.
2.
Knowledge Base
Memuat fakta – fakta
yang menjelaskan area masalah dan menerangkan masalah bagimana fakta – fakta
tersebut cocok satu sama lain. Teknik menerangkan masalah yang popular adalah
penggunaan aturan. Contoh aturan :
IF ECONOMIC.INDEX> 1,20 AND SEASONAL.INDEX >
1,30
THEN SALES.OUTLOOK =
“EXCELLENT”.
3.
Inference Engine
Adalah bagian dari
system pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan Knowledge Base berdasarkan urutan tertentu. Ada 2 metode utama:
a.
Penalaran maju , aturan – aturan diuji
satu demi satu dalam urutan tertentu. Urutan mungkin berupa urutan pemasukan
aturan ke dalam perangkat aturan, yang ditentukan pemakai.
b. Penalaran mundur , inference engine
memilih suatu aturan dan menganggapnya sebagai suatu masalah yang harus
diselesaikan.Penalaran mundur bergreak lebih cepat daripada penalaran maju
karena tidak harus mempertimbangkan semua aturan dan tidak membuat beberapa
putaran melalui perangkat aturan.
4.
Development Engine
Ada 2 pendekatan dasar dalam development
engine, yaitu :
a.
Bahasa Pemrogaman
System pakar dapat
diciptakan dengan bahasa pemrogaman apapun, namun ada 2 yang cocok dengan
representasi simbolis dari knowledge base, yaitu Lisp dan Prolog. Lisp
(dikembangkan oleh McCarthy pada tahun 1959).
b.
Shell System Pakar
Salah satu system pakar
pertama adalah Mycin yang dikembangkan oleh Edward Shortliffe dan Stanley
Cohen. Shell system pakar membuat kecerdasan buatan terjangkau oleh perusahaan
yang tidak memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan system
sendiri dengan menggunakan bahasa pemrogaman. Di bidang bisnis, shell system
pakar merupakan cara terpopuler bagi perusahaan untuk menerapkan system
berbasis pengetahuan.
Contoh :
D. Keuntungan Sistem Pakar
Bagi para manajer,
keuntungan system pakar adalah:
1.
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif.
2.
Menerapkan logika yang lebih tinggi.
3.
Menyediakan lebih banyak waktu untuk mengevaluasi hasil keputusan.
4.
Membuat keputusan yang lebih konsisten.
Bagi perusahaan,
keuntungan system pakar adalah:
1.
Kinerja perusahaan lebih baik.
2.
Mempertahankan pengendalian atas pengetahuan perusahaan
E. Kerugian Sistem Pakar
Kerugiannya dalam
realita adalah bahwa system pakar tidak dapat menangani pengetahuan yang tida
konsisten. Dimana dalam bisnis, hanya sedikit yang tetap sepanjang waktu karena
berubah – ubahnya kinerja manusia.
0 komentar:
Posting Komentar